Ahad, 13 Januari 2013

Aku yang sombong


Aku hidup bernafaskan amarah
Isteriku bukanlah seorang solehah
Apalagi dia seorang penabur fitnah
Sehingga aku dibuang kuliah
Sehingga aku dipaksa menikah
Dengannya yang menghamili janin luar nikah
Setelah terlanjur bersama bekas kekasihnya
Dan aku difitnah untuk menutupkan aibnya



Seusai akad kulafazkan keatasnya
Dia kuanggap perempuan malapetaka
Dia memenuhi tanggungjawab yang lainnya
Tapi dia bagiku suatu bencana
Begitu juga bayi yang dalam kandungannya
Sungguh aku tak redha menikah dengannya

Saban hari ku tertanya-tanya
Mengapa Allah mengujiku sebegini rupa
Aku tak pernah merelai dosa
Kupelihara segala yang disyariatkan agama
Ibadatku juga semata keranaNya
Sepanjang pengajianku tak kuabai yang sepatutnya
Sehingga orang tuaku merasa bangga
Sehingga ku ditunangkan seorang bidadari dunia
Yang juga berlatar belakang didikan agama
Yang peribadinya secantik rupa parasnya
Kemudian kenapa Kau tarik semuanya
Ya Allah...kenapa...?



Hatiku amat membencikan wajahnya
Bahkan ku jijik berjemaah bersamanya
Walau dalam lena
Walau dalam senda
Tak ku peduli kegigihannya meraih ampunanku
Walau tiada hari dia tak menyediakan makananku
Tiada hari dia meninggikan suara keatasku
Tapi untuk dirinya, untuk kasihan saja aku tak bernafsu

Dan setelah kepergiannya
Aku meratap kosong jenazahnya
Bersama anak yang masih diperutnya
Datang kasihan melihatkan wajahnya
Apa aku suami yang berdosa
Bagaimana dengan fitnah yang ditaburnya?

Baru sehari dia meninggalkanku
Hari ini aku sudah merasa rindu
Bagaimanapun dia adalah isteri untukku
Yang Allah jodohkan sejak dari lahirku
Yang ku janjikan cinta buatnya dari dulu
Yang ku janjikan bahagia untuknya bila bersamaku
Yang ku janjikan mengimaminya sepanjang hidupku

Tapi aku dah ternyata penipu
Aku pejanji yang tak berhati jitu
Sedang nafkah pun takku beri
Apalagi kasih sayang sebagai suami
Aku mempersiap diri buat menikahi tunanganku
Buat mencintai dia setulus hatiku
Tapi bila aku dinikahkan dengan isteriku
Tiada cinta yang ku semaikan dalam jiwaku
Begini caranya Allah menegurku
Dan kini ku tahu siapa sebenarnya aku



Aku lelaki yang riak dan ujub
Sombong dan takbur
Menurutku rencanaku yang harus berlaku
Menurutku rencanaku adalah jalan yang betul
Yang harus berlaku begitu
Kerana bagiku aku yang paling jujur
Aku yang paling khusyuk
Dan aku yang paling mulia
Tapi bagaimana aku disisiNya
Bagaimana cara ujianNya kuterima

Aku seorang hamba berdosa
Menzalimi nikmat yang Allah kurnia
Dan kini kumerindui cinta dariNya
Semoga aku meraih redhaNya
Dan semoga isteriku menungguku disyurga


oleh: Shazlin Mohd Sinat


nota hati kecilku:



ya Allah sekiranya perbuatan aku ini salah
engkau perbetulkanlah

ya Allah sekiranya perbuatan aku ini menyimpang dari-Mu
engkau tunjuki yang benar ke jalan-Mu

ya Allah sekiranya jodohku bukan seperti gambaranku
engkau permudahkanlah untukku 
menerima kekasihku
kerana aku
tidak seperti rasulmu



ya Allah hatiku sedih
memikirkan diri ini
yang saban hari menunggu kekasih hati
akan tapi tidak hadir-hadir

ya Allah tenangkan hatiku
ya Allah tenangkan hati kekasihku
ya Allah lembutkan hatiku
ya Allah lembutkan hati kekasihku
ya Allah jauhi diriku dari azab seksa-Mu
ya Allah jauhi diri kekasihku dari azab seksa-Mu

ya Allah peliharalah dia
ya Allah lindungi dia
ya Allah jagalah dia
kerna aku tidak mampu memelihara dia
kerna aku tidak mampu melindungi dia
kerna aku tidak mampu menjaga dia

Engkaulah sebaik penjaga ya Allah......


VIOLA TAK BERTALI


Aku seorang penggemar viola
Lantunan muzik berasal dari talinya
Melodi yang berbunyi membuaikan jiwa
Hingga aku terleka
Menghayalkan rasa
Dan melamar dosa

Asalnya viola bertali lima
Lantaran tersedar kubuang talinya
Justeru viola hilang bunyinya
Penggesek juga kehilangan kerja
Menghibur tak berdaya
Dibuang tak mahu kemana



Lalu viola kubuat palu
Dan cuma aku berbuat begitu
Dalam tiap keraian aku menghasilkan lagu
Namaku disebut selalu

Kata mereka aku pemain viola
Meski cara aku memainkannya berbeza
Yang aku main tetap viola
Kerana aku penggemar viola
Maka akukan cari tiap sisi yg buatku berguna
Tanpa menjadikan kekurangan alasan membencinya
Meski orang orang salah sangka
Meski mereka kata aku pemain viola
Meski cuma aku yang tahu aku tak leka dengannya


oleh: Shazlin Mohd Sinat.

Isnin, 7 Januari 2013

Tegurlah dengan kasih sayang


Duhai sahabat,
kata-katamu sungguh tajam,
lagi tajam dari mata pedang,
lagi bisa dari racun yang membunuh,
dan mampu membunuh dalam senyap.


Duhai sahabat,
ikhlaskanlah dalam berkata-berkata,
kerana disitu terletaknya cahaya,
cahaya yang menerangi jalan,
jalan yang lurus hampir dengan tuhannya.



Duhai sahabat,
tegurlah dengan hikmah,
bukan dengan sinis,
bukan dengan emosi
dan bukan dengan prejudis.


Duhai sahabat,
dalam menasihati,
terletaknya adab-adab,
terhimpunnya segala sopan,
dan disitu segala hikmah.


Duhai sahabat,
marilah kita bersama,
dalam menerangi jalan yang gelap itu,
hulurkanlah cahaya,
dengan penuh kasih dan sayang.