Isnin, 31 Januari 2011

Bait-Bait Cinta Sang Mujahid....


Raja siang menyeringai di ufuk timur, semburatnya secerah perasaanku menyambut rahmat dan kasihNya, ku jemput nikmatMu dengan memantapkan hati lurus dalam titahMu, dan semangat menjalankan titahMu

Pagi ini yang terasa ada yang berbeda dalam relung ini,  ketenangan dan rasa begitu inginnya terus berbenah diri, berbenah hati dan terus menjadi lebih baik, dalam kesibukan diri, yang tak luput dari kudratku sebagai manusia, iaitu berbuat lupa dan khilaf, dan aku kembali padaMu , memohon petunjuk dan memantapkan hati untuk teguh dan terus istiqomah dalam jalanMu.

Sentuhan lembut tangan ibu tercinta mengawali hariku untuk pergi ke agendaku, merapatkan barisan dengan mujahid mujahidah yang siap menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, dijalan martadinata Pengadilan Alam Jagat, menyeruakan kebenaran hingga jiwaku bergetar saat kumandang takbir yang menggema, membuat bulu romaku berdiri dan ujung mataku yang hampir menitiskan bulir bulir air mata, serta bersama kepalan kepalan tangan yang membungbung tinggi, seirama dengan mimpi kami atas tegaknya izzatul  islam  di bumi pertiwi.


Dari berbagai aliansi islam semua berkumpul, menyeru bersama, dalam satu ikatan akidah islamiyah kita bersatu bersama menegakan kebenaran. Sahabat saat itu aku merasakan jiwaku begitu hidup saat takbir itu berkumandang, saat tangan terkepal dan kalimat takbir itu menggelegar seantero martadinata,ada sesuatu yang begitu menyegarkan menembus batas relung yang kusam dan keruh, sesuatu yang begitu segar menyentuh hatiku. Allah ini yang kurindui rasa ini, yang tak boleh ku urai dengan kata indahnya, namamu begitu diagungkan , dan betapa banyak yang menginginkan agama ini berjaya dengan kemuliaannya.

Aku takjub atas semangat langkah para mujahid dan mujahidah, baik anak anak kecil sampai ibu-ibu, betapa ia begitu semangat berjuang untuk agamaMu, dan betapa ukhuwah itu terasa kuat menggelagar hingga jiwa ku ikut bergetar kernnanya, aku tak pernah mengenalnya namun sambutan hangat senyuman hangat dan salam keakraban itu sangat indah, karena kita satu jalan , satu tujuan dan kita satu akidah , yaitu akidah islamiyah.

Pohon yang menaungi, awan yang terkidung, jalan yang terjejaki, udara yang berhembus, tanah yang dipijaki , suatu saat akan jadi saksi atas semangat yang berkibar, suatu saat akan bersaksi bahwa kami ingin sekali agama ini tetap bersama kemuliaannya. Dan kami siap berjuang untuk itu. Hingga syahid menjemput

Allah…….

Di  sela itu aku banyak merenungkan tentang diri ini, yang terus berjuang untuk benar benar berniat atasMu saja, biarkan hati ini diisi dengan mahabah berharap rahmatmu dan akhirat dalam jiwaku dan dunia dalam genggamanku, waktu yang telah lalu hanya akan jadi sebuah pembelajaran berharga untukku dan aku meminta agar sisa waktu yang kau beri buat ku isi dengan cinta hanya padaMu.


Tuhan ku ya Allah …
Biarkan bait bait cinta ini mengisi hatiku
Mengakar dan memenuhi segenap ruangnya
Karena aku ingin seperti mereka
Yang seluruhnya dipersembahkan untuk cintaMu
Meski aku tak pantas mengutarakan cinta
Kerana hati ini masih terpatri duniawi

Dalam kelu lidah
Parau pilu menyeruak
Menanti rahmatMu akan terbuka
Dan kusambut dengan cintaku rabb
Aku mungkin tak sehebat mujahid dan mujahiddah

Yang kini berdiri dihadapkanku,
Yang semangatnya menembus ujung jiwaku
Betapa tulusnya mereka
Hingga lumer semua kepongahanku
Mungkin aku yang masbuk dalam barisan ini
Barisan yang siap membela agamaMu dengan jiwa raga

Allah…

Setitis bahkan ribuan titis harapan itu terus mengalir
dalam hidupku, dalam denting waktu yang terlalui

Allah …

Sesuatu menyelimuti begitu halus
Rasa takutku
Takut engkau tak mencintaiku
Rasa takut
Takut kau tinggalkan aku

Allah…
Maka biarkan bait bait cinta ini ada hingga aku mati
Bantulah aku rabb
Untuk mencintaiMu
Mencintai orang orang yang begitu cintanya padaMu
Dan amalan yang Kau cintai
Agar aku boleh merasakan indahnya mencintaiMu

oleh Abu Hanifah


Tiada ulasan:

Catat Ulasan